Jangan Pesimis Dari Rahmat Allah

adsense 336x280

Jangan langsung marah apabila berhadapan dengan pemuda yang penuh masalah dan telah terjerumus kepada sesuatu kemaksiatan, karena Nabi saw pernah didatangi seorang laki-laki dari kalangan sahabat yang terjerumus meminum khamar lebih dari lima puluh kali. 

Cerita ini termuat dalam Shahih Bukhari:
Setiap kali orang ini diserahkan kepada Nabi saw, beliau melaksanakan hukuman hudud atasnya. Sebagian sahabat ada yang berkata, “Semoga Allah merendahkannya, selalu saja dia dilaporkan kepada Nabi karena kasus khamar.” Nabi saw marah seraya berkata, “Jangan berkata demikian, jangan menolong setan lebih mudah memperdayakannya. Demi Zat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, aku tidak mengetahui dari orang ini kecuali bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya.”

Alangkah indahnya cara Rasulullah saw dalam mendidik umatnya. Oleh karena itu pula kita tidak boleh membuat manusia berputus asa dari rahamat Allah, walau sebesar apa pun dosa dan kesalahan yang telah dia lakukan. Hendaknya kita tetap menganggap mereka itu bagian dari umat Muhammad saw, mereka tetap menjadi harapan bagi umat ini dan suatu hari akan terbuka pintu tobat bagi mereka, dan mereka menjadi orang yang benar, penuh keikhlasan, serta selalu bertobat dan rendah hati.
Jangan pula cepat berputus asa jika seruannya tidak langsung diterima oleh masyarakat. Sebaliknya dia harus senantiasa berasabar dan tabah, selalu berdoa bagi mereka dalam sujud, selalu riang gembira bahwa suatu saat nanti dia akan berbahagia karena dakwahnya akan diterima dengan tidak mengharapkan hasil dalam sekejap.

Rasulullah saw berdakwah di Mekkah selama 13 tahun tanpa putus asa, dengan segala rintangan, hinaan, cacian, dan kesusahan. Sungguh, segala kesusahan yang dihadapi semua juru dakwah belum apa-apa jika dibandingkan dengan kesusahan yang pernah dihadapi Nabi Muhammad saw.
Namun begitu, beliau tetap tabah dan dapat menahan diri tidak bersikap emosional, padahal telah datang malaikat yang mengurus gunung-gunung seraya berkata kepada beliau, “Apakah Engkau memintaku mengembalikan tanah tempet mereka tinggal ini?” Nabi Muhammad saw menjawab, “Tidak, aku hanya memohon kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya.”

Benar-benar indah! Begitulah jika seorang da’i tidak berputus asa. Bisa saja seorang pelaku maksiat berubah menjadi seorang imam masjid, khatib, atau ulama. Janganlah berputus asa dari nikmat Allah. Rahmat Allah lebih luas dari apa pun, Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dari buku Menjadi Manusia Terindah dalam Cinta dan Cita Islami
adsense 336x280

0 Response to "Jangan Pesimis Dari Rahmat Allah"

Post a Comment