Generasi Penerus Bangsa

adsense 336x280
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Remaja
1.     Remaja dalam Psikologi Islam
Periodisasi Masa Remaja (Pubertas, Remaja Awal dan Remaja Akhir) dalam psikologi Islam disebut amrad[1] yaitu fase persiapan bagi manusia untuk melakukan peran sebagai khalifah Allah di bumi adanya kesadaran akan tanggungjawab terhadap sesama makhluk, meneguhkan pengabdiannya kepada Allah melalui aktivitas amar ma’ruf nahi munkar pubertas. Pubertas berasal dari kata puber (dalam bahasa Latin) yang berarti rambut kelamin, yaitu merupakan tanda kelamin sekunder yang menekankan pada perkembangan seksual. Pemakaian kata pubertas lebih menunjukkan remaja dalam perkembangan seksualnya atau pubertas hanya dipakai dalam hubungannya dengan perkembangan bioseksualnya.[2]

2.     Remaja usia 16-18 tahun
Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yang secara hukum dipandang sudah matang, yang merupkan masa perlaihan dari masa akhir kanak-kanak ke masa dewasa (Siti Partini, 1995) dalam psikologi Islam pada masa ini ditandai dengan kemampuan  seseorang dalam memahami beban taklif, terutama menyangkut dasar-dasar agama, jenis-jenis kewajiban dan prosedur atau cara pelaksanaannya.

B.     Perkembangan Remaja usia 16-18 tahun
1.     Ciri-ciri
Masa remaja tengah (16-18 tahun), antara lain
1) Mencari identitas diri
2) Timbulnya keinginan untuk kencan
3) Mempunyai rasa cinta yang mendalam
4) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
5) Berkhayal tentang aktifitas seks[3]

2.     Aspek Perkembangan
a.    Perkembangan Fisik(termasuk perkembangan Psikoseksual)
Pertumbuhan dan perkembangan fisik masa remaja menujukkan akan terbentuknya remaja sebagai bentuk khas dirinya(laki-laki/perempuan). Proses pertumbuhan ini dipengaruhi percepatan pertumbuhan fisik remaja: (masa kriti dari perkembangan biologis) serta, berupa: perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi, dan berat badan, proposisi muka dan badan.
Perkembangan fisik yang pesat pada diri remaja selalu diiringi dengan perkembangan psikoseksual, yang dalam hal ini akan dibahas meliputi, tanda-tanda pemaksaan seksual primer dan sekunder, perbedaan pemasakan seksual pada remaja laki-laki dan perempuan.

b.    Tanda-tanda Pemasakan Seksual
Kematangan perkembangan fisik bersamaan dengan berkembangnya organ-organ seksual menjadi masak. Tanda-tanda primer akan tampak pada organ tubuh yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan dan proses reproduksi, sedang tanda-tanda pemasakan seksual sekunder, menujukkan tanda-tanda khas sebagai laki-laki dan sebagai perempuan.

c.    Perbedaan Kriteria Pemasakan Seksual
Perempuan nampak lebih jelas dibanding laiki-laki. Ditandai dengan Menarche (haid pertama) yang merupakan disposisi untuk konsepsi atau kelahiran hal ini jelas dapat diamati, pada laki-laki ditandai adanya ejakulasi awal atau wet dream atau al-ihtilam, hal ini biasanya hanya diketahui yang bersangkutan karena mereka jarang menyapaikan pada orang lain.

d.    Perbedaan Urutan Gejala Pemasakan Seksual
Pada laki-laki dimulai pertumbuhan testis, kemudian mengalami perubahan suara menjadi agak berat dilajutkan dengan penambahan kekuatan. Sedangkan perempuan dimulai pada payudara bagian putting susu diikuti  jaringan pengikat, kemudian payudara dalam bentuk dewasa. Kelenjar paudaya akan mereaksi pada masa terjadinya kehmilan dan reproduksi  adir susu pada akhir kehamilan.

e.    Perkembangan Percintaan Remaja
Seiring dengan kematangan seksual, menurut garrison (sunarto & agung harono, 1994) seorang remaja akan mengalami jatuh cinta didalam masa kehidupannya pada usia belasan tahun. Pada masa itu remaja laki-laki meulai tertarik pada lain jenis dan sebaliknya/saling mengenal perasaan cinta.

f.      Perkembangan Kognisi dan Bahasa
1.) Konsep kecerdasan
Kemampuan  berfikir tercakup dalam aspek kognitif yang sering disebut kecerdasan atau inteligensi. Witherrngton, mengidentifikasi beberapa ciri perilaku inteligansi sebagai berikut:
·      Kemampuan dalam menggunakan bilangan
·      Efisiensi dalam berbahasa
·      Kecepatan dalam pengamatan
·      Kemudahan dalam mengingat
·      Kemudahan dalam memahami hubungan Imaginasi[4]

2.) Tugas Perkembangan Masa Remaja


3.) Implikasi dalam Pendidikan

C.     Pandangan Masyarakat dan Agama
Menurut hasil wawancara kami, semakin berkembangnya zaman masa pubertas semakin dini. Faktor gen, teknologi dan lingkungan sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya masa pubertas terjadi. Pengawasan orang tua pada setiap fase perkembangan anaknya sangat berpengaruh. Pengawasan orang tua pada remaja perlu ditingkatkan, karena dimasa tersebut akan terjadi perubahan yang sangat mendasar dengan pilihan remaja tersebut. Jika salah pengawasan dan pembimbingan, remaja akan memiliki karakter yang kurang baik. Namun sebaliknya jika remaja dibimbing dan diawasi dengan benar, akan terbentuk karakter remaja yang baik pula.
Banyaknya aliran yang muncul sangat menghawatirkan bagi remaja sekarang. Remaja yang mudah tergoda dan terprovokasi menjadi sasaran pelaku yang ingin merusak bangsa. Kualitas generasi muda bangsa menjadi tolak ukur bagaimana bangsa itu kedepannya. Sehingga pemberian dakwah di masa remaja sangat penting, agar remaja tidak mudah terjerumus pada aliran yang tidak sesuai dengan agama yang sebenarnya. Cara berdakwah di zaman sekarang sangat diperlukan peran dari tokoh lain seperti ketua RT.

D.    Kesejahteraan yang didapatkan
Menurut hasil wawancara yang kami lakukan, golongan remaja tengah mengartikan kesejahteraan seorang remaja itu sebagai berikut:
1.    Mendapatkan nilai akademik yang bagus. Vidya (siswi SMK N 7 Yogyakarta)
2.    Telah mencapai target yang ditentukan dirinya sendiri dan dapat membahagiakan orang tua. Intan (siswi SMK N 7 Yogyakarta)
3.    Telah mewujudkan yang di inginkan. Lucky (MAN Tempel)
Bagi kami, remaja yang sejahtera diusia 15-18 tahun yaitu remaja yang dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk dirinya dan orang lain. Remaja yang memiliki target akan lebih tertata kelakuannya dibandingkan yang tidak memiliki target. Bekal agama yang baik akan membantu seorang remaja menemukan identitas dirinya. Dengan mengenal seperti apa dirinya, dan merasa diperhatikan Allah swt. setiap waktu, seorang remaja dapat mengontrol nafsu diri. Sehingga remaja terhindar dari hal-hal negative yang dapat merusak akhlak.

E.     Problem yang Dihadapi Masa Remaja
Sifat-sifat buruk membutuhkan kehendak yang kuat untuk mencegahnya mempengaruhi jiwa. Jika tidak ia dapat memaksa sorang dindividu untuk membuat keputusan yang tergesa-gesa pada saat merasakan penderitaan atau ketika berada di bawah tekanan, dengan demikian dapat menuntun manusia ke dalam nasib yang tidak menentu.
Jika berbagai akibat pertimbangan akal muncul pada diri orang yang marah, maka gelombang penderitaan disertai rasa penyesalan yang hebat akan menggerogoti hatinya. Bahkan tubuh pun mudah terserang penyakit akibat amarah tersebut, karena tubuh merupakan tempat kediaman bagi ketenangan dan kebahagiaan jiwa.[5]
Beberapa remaja yang kami wawancara, banyak yang lebih memilih bercerita dengan teman ataupun sahabat. Hal tersebut menggambarkan peran orang tua sebagai teman curhat tidak berfungsi. Faktor keluarga sangat mempengaruhi perkembangan seorang remaja.
Pengontrolan nafsu yang belum baik merupakan akibat dari kurangnya iman pada diri remaja, lingkungan dan pergaulan yang kurang baik pula. Contoh: kehamilan diluar nikah pada zaman sekarang banyak terjadi di sekitar kita. Pemahaman kata pacaran tidak sesuai dengan arti pacaran yang sesungguhnya.
Teknologi yang berkembang pesat sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan tingkahlaku remaja. Pemilihan aplikasi pada gadget serta penggunaan yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi seseorang terutama remaja. Kurangnya komunikasi dengan orang lain akan sulit memperoleh  pengalaman dalam kehidupan nyata.
Tokoh agama yang kami wawancarai, bapak Supriyanto(pengurus CPNU)  mengatakan, Remaja masih sangat ringkih terhadap dampak perkembangan zaman. Sopan santun terhadap orang tua berkurang. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pemahaman agama terhadap seorang remaja. Lingkungan yang kurang kondusif dan kurang baik dalam pemahaman agama dapat menimbulkan tindakan yang keluar dari ajaran agama.

F.      Cara Mengatasi Problem yang Dihadapi
        Manusia dituntut untuk berusaha keras mengendalikan berbagai perasaan dalam dirinya, yaitu dengan menekannya kuat-kuat atau menganggap remeh perasaan-perasaan itu. Akal adalah sebuah kekuatan, dan telah menunjukkan kepada kita satu metode rasional dalam mempergunakan perasaan-perassan yang sehat dan mencegah nafsu guna mengarahkan kita untuk menaati perintah-perintahnya. Jika cahaya akal memantulkan sinarnya kepada perasaan atau nafsu, maka hal itu menjamin bahwa kebahagiaan akan menyinari kehidupan. Namun sebaliknya, jika manusia diperbudak oleh nafsu, maka dirinya akan dilemahkan dan kalah dalam setiap langkah kehidupan.[6]
Dengan memaafkan, hati manusia terisi oleh cahaya kebahagiaan yang sejati serta gelombang perasaan mulia. Bahkan kita pun dapat mempengaruhi musuh serta memaksanya untuk tunduk dangan memaafkan berbagai kesalahannya. Pengetahuan merupkan sarana untuk mengurangi kekerasan dan memperbaiki sikap. Semakin pengetahuan seseorang bertambah, maka semakin luaslah jangkuan pemikirannya serta memberikan kekuatan untuk melawan berbagai perangkap nafsu. Ia juga akan menjadi sabar dan lebih pemaaf.[7]
Perbedaan pendapat sering dialami oleh remaja. Masa remaja yang tergolong masa pencarian identitas diri yang sesungguhnya lebih banyak yang terlihat egois. Namun masih banyak diantara mereka yang memilih untuk mempertimbangkan pendapat dari orang lain. Cara orang tua dalam memberikan kebebasan anak dalam mengambil tindakan dapat membentuk karakter anak yang egois.
Narasumber kami, bapak Supriyanto(pengurus PCNU)  yang merupakan  salah satu tokoh agama mengatakan bahwa, tokoh agama tidak segan untuk menasehati dan mengenalkan masjid serta kegiatan yang dapat menghidupkan masjid. Pemahaman agama sangat penting. Materi dan bahasa dakwah/pengajian yang disampaikan perlu dibedakan antara remaja dengan orang tua agar mudah dalam memahaminya.
Tokoh pengurus Muhammadiyah  mengatakan bahwa generasi muda yang baik sangat diperlukan suatu bangsa. Pemimpin yang tidak menyiapkan generasi muda yang baik dapat menjatuhan suatu bangsa. Menyiapkan generasi muda yang baik dapat dimulai melalui oraganisasi keagamaan. Menjadikan remaja sebagai pengurus masjid sangat dianjurkan. Menghidupkan masjid dengan ide-ide yang diciptakan remaja dapat membantu remaja dalam berpikir kreatif, berinteraksi sosial dengan baik serta membentuk pribadi yang baik pula sesuai ajaran agama.



[1] Fuad Nashori, Potensi-Potensi Manusia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 153.
[2] Siti Partini Suardiman, Perkembangan Peserta Didik, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2006), hlm 127.
[4] Wiji Hidayati & Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Bidang Akademik,2008) hlm.

[5] Sayyid Mujtaba Musavi Lari, Psikologi Islam Membangun Kembali Moral Generasi Muda, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1995), hlm. 114-115.
[6] Ibid., hlm. 113.
[7] Ibid., hlm. 116.
adsense 336x280

0 Response to "Generasi Penerus Bangsa"

Post a Comment