Delhi- Salah satu aspek yang diukur
dalam World Class University adalah seberapa banyak tulisan para
akademisi dan peneliti di sebuah kampus dikenal, diindeks dan dikutip
dalam tulisan-tulisan bertaraf international. Collnet Meeting ke-16
menggelar 11 th International Conference on Webometrics, Informetrics
and Scientometrics (WIS) di Institute of Economic Growth – University of
Delhi, India.
Para akademisi, pustakawan dan peneliti
dari 26 negara (diantaranya Amerika Serikat, Jerman, Polandia, Rusia,
Perancis, Iran, Indonesia, Australia, Srilangka, Jepang, Firlandia,
Belanda, Kanada, Korea Selatan dan India) hadir mendiskusikan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perkembangan di bidang
Webometrics, Informetrics, Scientometrics dan Sosial Media.
Labibah Zain, Dosen Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Fakultas adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta menjadi pembicara tamu dalam acara tersebut. Dalam
presentasinya yang dimoderatori oleh Dr Debal C Kar, Presiden Asosiasi
Profesi Pustakawan (ASLP) Labibah mengatakan bahwa Sosial media
sesungguhnya bisa dijadikan ajang untuk berbagi hasil penelitian. Lebih
lanjut, Labibah mengatakan bahwa disamping berbagi pengetahuan tentang
hasil riset, beberapa pustakawan di Indonesia menggunakan sosial media
untuk membangun branding profesi pustakawan, mengadvokasi profesi dan juga untuk berkomunikasi dengan pengguna dan masyarakat luas.
Disamping menjadi pembicara tamu, Labibah juga diminta utuk menjadi chairperson dalam sesi Quantitative Analysis of S&T Innovations.
Collnet meeting and conferences 2015 yang dilaksanakan pada tanggal
26-29 Nopember 2015 merupakan konferensi yang menarik; para peserta
menanggapi setiap paparan hasil riset dengan penuh antusias dan
metodologi didiskusikan dengan terbuka.
Beberapa temuan dan rekomendasi dari Collnet 2015 adalah:
1. China banyak disebut mengalami kemajuan yang pesat karena paper paper mereka visible di dunia internasional 2. Collaborative Research sangat
membantu agar penelitian seseorang/lembaga dikenal dan dikutip banyak
orang 3. Pustakawan harus lebih selektif dalam memilih indeks rangking research university yang
sesuai dengan visi misi lembaganya. Karena indeks yang dianggap bagus
oleh negara tertentu belum tentu dianggap bagus bagi negara lain. Bias
bisa jadi ada dimana mana
4. Pustakawan harus lebih proaktif dalam memberikan training tentang information retrieval tools, strategy and resources kepada
para akademisi sehingga para akademisi dan peneliti bisa mengakses
sumber informasi yang lebih luas. Beberapa peneliti di beberapa negara
masih ada yang belum menyadari perkembangan di dunia informasi 5. Sosial
media memegang peranan penting dalam menyebarkan hasil riset.
6. Penelitian tentang informetrics di
bidang humanity dan social sciences perlu mendapat perhatian karena
dalam Collnet 2015 ini bidang Science masih mendominasi.
Disamping diskusi, para peserta juga
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam “Cultural Programs” yang
diadakan panitia dan juga mengunjungi Tajmahal di Agra, India.
Konferensi ditutup dengan laporan panitia dan juga jabat tangan dari
tuan rumah Dr. P K Jain ( India) kepada calon tuan rumah Collnet 2016,
Prof. Dr Jean-Charles Lamirel (Perancis).(Lb)
0 Response to " "
Post a Comment